Path Facebook Instagram Twitter Google+

Latihan Bikin Cerita Fiksi (Bang Roy 3)

Semalam aku sudah mempersiapkan sepedaku dengan baik agar terhindar dari kemungkinan yang tidak diinginkan karena rencananya kami akan berkeliling di pusat kota. Selepas sholat subuh, aku melihat bang Roy yang sudah begitu siap dengan perlengkapan tempurnya lengkap. Aku yang tak mau ketinggalan segera berpamitan pada Ibu dan Bapak. Pukul 5 tepat kami mulai mengayuh sepeda menuju pusat kota yang masih gelap. Menyapa beberapa orang yang tengah olah raga pagi maupun akan pergi ke pasar. Begitu memasuki jalan raya kami juga bertemu dengan para pengendara sepeda lain dan kami pun bergabung bersama mereka menuju kota. Minggu pagi memang enak buat bersepeda, selain jalanan tidak macet seperti hari biasa banyak orang juga yang menyempatkan hari Minggunya itu untuk melancong ke taman-taman kota.

Setelah lelah bersepeda keliling kota, kami pun menuju taman bunga yang ada di jalan Sam Ratulangi. Sungguh begitu ramai taman itu ketika kami tiba. Tepat di tengah-tengah aku melihat beberapa orang sedang melakukan senam aerobik bersama yang dipimpin oleh seorang instruktur. Lain lagi di sebelah selatan, disana banyak anak kecil yang sedang bermain-main karena memang kawasan itu adalah area anak yang terdapat banyak macam permainan. Di sebelah timur adalah tempat bersantai bagi sebagian orang setelah capek berolahraga yang menyuguhkan berbagai macam makanan dan minuman. Lalu disisi utara hingga ke barat adalah tempat terindah yang menjadi rujukan nama dari taman itu. Barisan bunga berjajar rapi mulai dari mawar, melati, bunga sepatu, dan masih banyak lagi. Disana banyak juga anak kecil yang asyik berlarian ingin menangkap kupu-kupu, ada juga satu dua orang yang sedang bergaya di depan seorang tukang foto keliling, dan tidak ketinggalan juga banyak muda-mudi yang berjalan dengan formasi dua orang bergandengan tangan satu sama lain, yang satu tertawa lepas mendengar lelucon dari yang lain.

Disana aku ditraktir makan bakso Malang yang rasanya memang mak nyus. Bang Roy mulai bercerita tentang kekasihnya Tia yang menikah dengan orang lain hingga membuatnya begitu terpukul. Aku menyimak setiap kata yang keluar dari isi hatinya. Dia tidak tau harus berbuat apa setelah mendengar kejadian itu.

"Rasanya ingin mati saja Rid." matanya yang bulat memandangku lekat-lekat.
"Istighfar bang. Mungkin kak Tia bukan jodoh abang, Allah tau yang terbaik buat abang." aku mencoba menghiburnya.

Setelah puas bercerita tentang rasa sakit yang selama ini dikuburnya dalam-dalam padaku, kami pun kembali mengayuh sepeda kembali ke rumah.

 

Oke.. sepertinya gini aja deh akhir ceritanya :cry:. Aku gak tau mau dikasih konflik seperti apa. Dan lagi sepertinya aku memang gak pandai merangkai kata deh :(. Lain kali deh bikin cerita lagi yang lebih seru :P.

Posted via email from Nyol's Posterous

0 obrolan:

Posting Komentar

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak ya :D