Path Facebook Instagram Twitter Google+

Demi Masa

Aku begitu terbuai ketika kau dan aku masih bersama hingga tak pernah terbersit sekalipun bahwa kau dan aku akan terpisah.

Kira-kira setahun yang lalu kau dan aku untuk yang pertama kalinya bertemu di dunia maya. Waktupun terus berputar dan hatiku semakin terhanyut olehmu. Setiap hari setiap jam setiap menit beribu kali aku memikirkan dirimu, hingga pada pertemuan kita di dunia nyata akupun mengerti bahwa saat itu adalah masa dimana aku jatuh hati padamu.

Saat kita telah menjalin hubungan yang lebih serius datanglah masa yang membuat hatiku bimbang. Salah seorang sahabat (yang saat ini merupakan sahabat terbaikku) menunjukkan tanda-tanda bahwa dia menyukaiku ketika aku telah memilihmu sebagai pendampingku. Hati ini mulai dirasuki rasa bimbang. Haruskah aku memilihnya dan meninggalkanmu? atau Haruskah aku berterus terang walau itu akan membuat sahabatku kecewa? Aku telah memilih dirimu maka aku akan melanjutkan hubungan kita! hatiku berkata seperti itu maka akupun mengatakan pada sahabatku bahwa aku telah memiliki seorang kekasih. Namun aku masih merahasiakan kisah itu padamu karena tak ingin kau ikut kecewa karenanya. Hubungan kamipun terus berjalan lancar meskipun hubunganku dengan sahabatku jadi begitu jauh. Aku pernah memutuskanmu tanpa alasan yang jelas namun aku merasa ada sesuatu yang hilang dan akupun mengajakmu untuk balikan.
C = Ceria bila dijalani berdua
I = Indah bila diingat
N = Nikmat bila dirasakan
T = Takut bila kehilangan
A = Abadi bila saling mengerti
Itulah definisi cinta yang aku rasakan ketika aku kembali bersamamu.

Ketika aku melihat sepasang orang yang sudah menikah dan mengajak anaknya makan tepat dibelakang tempatmu berada aku berkata padamu bahwa aku ingin seperti mereka kau hanya tertawa mendengar perkataanku. Mungkin kau berpikir bahwa saat itu aku hanya merayu namun itu bukanlah rayuan karena memang saat itu aku ingin kaulah yang jadi ibu dari anak-anakku kelak. Itulah saat-saat terindah yang pernah aku alami bersamamu masa dimana aku benar-benar menyayangimu.

Suatu ketika kau membaca SMS dan MMS lamaku dengan sahabatku yang masih aku simpan di sebuah folder di hape dan kurasa mulai saat itulah kau mulai meragukan aku. Aku ingin berterus terang dan bercerita padamu namun kau tak pernah mau mendengarnya. Aku mulai merasa bingung dengan sikapmu beberapa bulan sudah kita lalui bersama namun aku masih saja merasa bahwa kau belum mau berterus terang tentang isi hatimu begitu juga denganmu kaupun tak pernah berusaha untuk membuka dan mengerti isi hatiku jauh lebih dalam. Hingga pada suatu malam sahabatku yang sudah lama tak kudengar kabarnya meneleponku ketika aku tengah berbincang denganmu. Aku membiarkan hapeku berdering karena aku hanya melihat nomor bukan sebuah nama yang terpikir saat itu hanyalah telepon nyasar, namun kau menyuruhku untuk menerimanya lebih dulu. Akupun mengikuti saranmu untuk menerima telepon itu dan tetap membiarkanmu mendengarkan percakapanku, ketika aku tahu bahwa itu adalah sahabatku akupun berkata bahwa aku sedang sibuk dan dia mengakhiri teleponnya. tak lama kau yang mendengar percakapanku juga mengakhiri telepon. Dua hari setelah peristiwa itu kau memutuskan aku. Aku sempat membenci sahabatku itu karena dia hubunganku jadi berantakan namun aku mengerti bahwa itu semua adalah kesalahan yang terjadi karena aku tak mau berterus terang sejak awal, masa dimana aku menyesali semua perbuatanku.

Walaupun kau dan aku sudah tak bersama lagi aku masih merasa bahwa kita tetaplah sebuah pasangan. Kau sakit dan tak mau memberi tahuku, apakah aku begitu tak berharganya bagimu? aku sempat bertanya pada diriku sendiri seperti itu namun beberapa hari setelah kau sembuh kau mengajakku jalan. Aku begitu senang ternyata pertanyaanku telah terjawab dengan ajakanmu itu. Aku tak menyangka kalau itu adalah saat terakhir kita bertemu seperti perkataan yang kau ucapkan berulang kali saat kita jalan. Kau bahkan mengantarku pulang, aku benar-benar menyesal pernah menyia-nyiakan dirimu. Beberapa hari berlalu dan betapa terkejutnya aku ketika membaca status di facebookmu. Ada seseorang yang memanggilmu "yank" akupun menambahkan dia sebagai temanku. Setiap menit aku tak pernah melewatkan facebookmu dan facebooknya untuk mengetahui perubahan terbaru. Namun yang kulakukan itu hanya membuat hatiku semakin hancur berkeping-keping. Aku tak kuat dan menghapus kalian berdua dari daftar temanku. Sejak saat itu definisi cintaku mengalami sedikit perubahan T yang semula Takut bila kehilangan kini menjelma menjadi Takut bila terus bersama. Rasa sakit bukan hanya timbul karena disakiti namun rasa sakit juga timbul karena menyakiti. Aku tak ingin menyakitimu lagi maka aku memilih untuk menjauh darimu. Masa takut bila kehilangan dan juga takut bila terus bersama.

Mengapa kemarin kau mengajakku jalan? Mengapa? aku hampir gila memikirkan itu semua kalau kau ingin menyiksaku jangan seperti ini caranya aku tak kuat. Aku ingin berbagi kisahku dengan seseorang tapi aku tak tahu dengan siapa aku harus berbagi. Dia! Hanya satu orang yang aku rasa mengerti akan masalah yang sedang ku hadapi karena diapun pernah berada di posisiku saat itu. Aku memberanikan diri untuk SMS dia meskipun aku tahu sudah berkali-kali aku melukai hatinya. Dia menjawab SMS dan memperbolehkan aku meneleponnya. Aku bingung ketika memulai percakapan namun dia terus bercerita dan akupun mendengarnya sampai dia selesai bercerita, lalu dia bertanya padaku mau cerita apa? Aku mulai menceritakan kisahku padanya. Dia memberiku begitu banyak nasihat dan terus memberiku semangat untuk bangkit. "saat aku menangis, saat itu juga aku semakin kuat!" itu adalah salah satu kalimat semangat darinya sahabat terbaikku, menyesal aku pernah membencinya. Masa dimana sahabat jauh lebih berharga dari siapapun. Sampai saat inipun kau tak pernah tahu bagaimana hubunganku dengan sahabat terbaikku.

Apakah kau tahu apa yang kurasakan saat ini? Saat ini adalah masaku membenci dirimu sedalam-dalamnya! Kau sudah tahukan alasan mengapa aku membencimu? Kalau tak tahu tanyakanlah pada dirimu sendiri. Aku tak ingin berlama-lama pada masa ini yang kuinginkan adalah masa dimana aku bisa kembali terbang bebas laksana burung di angkasa tanpa bayang-bayangmu lagi.

Cantik parasmu namun tak secantik hatimu
Indah matamu namun tak seindah hatimu
Lembut tutur katamu namun tak selembut hatimu
Baik tingkah lakumu namun tak sebaik hatimu
Aku tak pernah bisa memahami isi hatimu
Dahulu, sekarang, maupun nanti hatimu bukanlah untukku
Kau sungguh menikmati peranmu sebagai pemain cinta
Baca Selengkapnya - Demi Masa