Path Facebook Instagram Twitter Google+

Latihan Bikin Cerita Fiksi (Bang Roy 2)

Belum juga aku sampai di dekatnya tiba-tiba gerombolan anak nakal berlari menuju bang Roy lalu berteriak-teriak kencang, "Orang gilaaa.. orang gilaaaa..."

Aku yang jadi naik darah melihat ulah mereka berlari kesana ingin memberi mereka pelajaran, namun bang Roy sudah menakut-nakuti mereka. Tiga anak berlari ke arah kanan menuju gang kecil dan yang lain berlari ke arah kiri masuk ke salah satu rumah yang mungkin tempat tinggal salah satu dari mereka. Bang Roy yang mengetahui aku ada tepat di belakangnya tersenyum dan menungguku untuk melangkah pulang bersamanya.

"Tadi kenapa bang?" 
"Biasa anak-anak nakal." Dia menjawab sambil tersenyum simpul.

Syukurlah, ternyata bang Roy tidak benar-benar marah. Aku semakin yakin bahwa bang Roy memang tidak gila, dia hanya mengalami sedikit stres yang membuatnya berperilaku sedikit nyleneh hingga melakukan usaha bunuh diri itu. Ini lah bang Roy yang aku kenal selama ini, bang Roy yang murah senyum. Sesampainya di rumah aku bercerita pada Ibu tentang keadaan bang Roy yang sudah membaik seperti dulu lagi. Ibu senang mendengarnya dan menyuruhku memberikan oleh-oleh yang kemarin dibawakan oleh paman dari desa pada bang Roy.

"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam." jawab bi Inem dengan suara cempreng yang begitu keras.
Aku bertanya pada bi Inem, "Bang Roy ada bi? Ini mau aku kasih oleh-oleh Wingko Babat dari pamanku."
"Ada den, tunggu sebentar ya. Oh iya, oleh-olehnya biar bibi aja yang bawain." bi Inem pun masuk kembali ke dalam rumah bersama oleh-oleh yang ku bawa.

Tak sampai satu menit bang Roy sudah ada di depanku. Dia mengajakku untuk ngobrol di tempat yang biasa dia gunakan untuk melamun sebelum dia kembali menjadi ceria seperti sekarang. Sambil makan oleh-oleh yang kubawakan bang Roy mulai bercerita.

"Enak banget Rid. Beli dimana?"
"Oleh-oleh dari paman bang."
"Oh... makasih ya."
"Iya bang sama-sama."

Di akhir pembicaraan bang Roy mengajakku bersepeda hari Minggu besok. Aku langsung saja mengiyakan ajakannya karena memang sudah lama kami tak bersepeda bersama.

Bersambung...

 

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit

Fiuuuuh... cerita selanjutnya gimana lagi ya enaknya??? Tauk deh pikir ntar aja :P.

Posted via email from Nyol's Posterous

0 obrolan:

Posting Komentar

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak ya :D