Path Facebook Instagram Twitter Google+

Aku Mau Potong Rambut!

"Aku mau potong rambuuuuuuut!" teriak Ninda si bungsu dengan penuh amarah.

Sejak melihat kakak keduaku yang pulang ke rumah dengan potongan rambut baru anak ini tak henti-hentinya merengek pada ibunya yang merupakan kakak tertuaku untuk segera mengantarnya ke tempat orang merapikan rambut. Dasar anak kecil, kalau sudah maunya tidak akan mau walau dibujuk dengan cara apapun juga. Beda dengan kakaknya, Nanda. Walau mereka kembar tapi Nanda masih bisa dibujuk. Ibunya berjanji akan mengajak mereka berdua ke salon besok sore. Walau masih menggerutu akhirnya anak itu diam juga dengan sendirinya setelah ibu dan ayahnya pulang. Dua keponakan kembarku ini memang tinggal di rumah orangtuaku, karena ibu dan ayahnya bekerja maka mereka disekolahkan disini. Mereka baru diajak pulang pada hari Sabtu sampai Minggu juga liburan sekolah. Si bungsu Ninda memang maunya menang sendiri dan kakaknya Nanda terkadang harus mengalah padanya. Jika sedang berebut mainan terkadang mereka juga sering bertengkar yang pada ujungnya salah satu pasti ada yang menangis karena tidak memperolah mainan yang diinginkan. Kalau mereka tidak ada dirumah rasanya ada yang kurang pas.

"Mbak, aku mau potong kayak mbak Dwi." lagi-lagi Ninda merajuk pada kakakku.
"Iya, besok ke salon sama ibumu."
"Gak mau. Sekarang!"
"Sekarang itu waktunya tidur. Salonnya sudah tutup."
"Hm... mesti."

 Ketika semua sudah terlelap kedua anak yang sudah biasa tidur malam ini mulai melakukan aksinya. Di depan cermin mereka telah mempersiapkan peralatan ajaib mereka. Menurut penuturan Nanda sih, kejadiannya seperti ini.

"Aku mau potong rambutku sendiri kak." si bungsu yang tengah bercermin sambil menyisir rambut mulai menuturkan rencananya pada sang kakak.
"Jangan dik, nanti jelek."
"Bagus kok."

Karena begitu penasaran dengan apa yang dilakukan adiknya ini Nanda hanya melihat di sampingnya. Sekarang sisir sudah tergeletak di lantai dan benda berujung logam tajam yang biasa digunakan untuk memotong kertas oleh mereka berdua telah mantap di dalam genggaman si bungsu. Kres kres kres. Sehelai demi sehelai rambut si bungsu mulai berguguran. Sang kakak yang berada di sampingnya hanya mengingatkan tapi lupa untuk memberi tau aku atau pun orang-orang yang ada di rumah.

"Ayo kak aku potong sekalian." si bungsu mulai membujuk sang kakak. Tanpa menunggu jawaban dia langsung memainkan benda ajaibnya itu pada sisi kiri rambut kakaknya.
"Jangan dik, nanti di marahin mas Yayan." Nanda yang mulai tersadar dan tidak mau rambutnya jadi jelek seperti rambut adiknya yang sudah mulai tak berbentuk mencoba menghindari benda ajaib adiknya.
"Ya sudah kalau gak mau." dia meneruskan lagi usahanya untuk memotong rambutnya supaya terlihat seperti rambut tantenya, kakakku.

Setelah tersadar bahwa rambutnya tak bisa seperti rambut kakakku malah terlihat begitu mengerikan, akhirnya dia membangunkan kakeknya. Bapakku yang terbangun dari mimpi indahnya begitu kaget dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat cucunya yang satu ini. Dasar anak bandel tidak mau menuruti perkataan ibunya hihihi jadi begini deh akhirnya. Setelah berganti pakaian mereka berdua pun tidur. Dan keesokan paginya begitu anak itu sudah bangun, bapakku langsung merapikan rambutnya yang tidak karuan menjadi potongan rambut anak laki-laki karena memang sudah tidak bisa lagi di bentuk menjadi potongan model rambut anak perempuan. Para tetangga pun yang melihatnya tadi pagi juga terheran-heran, karena kemarin waktu mainan masih panjang rambutnya. Saat mau berangkat ke sekolah pun dia jadi uring-uringan dan tidak mau ke sekolah.

"Ayo sekolah." bujuk ibuku padanya.
"Iya dik ayo sekolah." kakaknya pun ikut mengajaknya berangkat sekolah.
"Gak mau rambutku jelek." si bungsu menjawab sambil nangis dan berbaring di kursi.

Setelah lumayan lama dibujuk akhirnya berangkat juga dia ke sekolah. Menurut cerita ibuku yang mengantarkannya sekolah karena tak mau berangkat kalau hanya berdua dengan kakaknya, gurunya memujinya cantik dan dia pun tak jadi malu di sekolah :).

 

Hihihi.. kalau ingat kejadian ini selalu membuatku tertawa :lol:. Kejadian ini sudah lama berlalu ketika mereka berdua masih TK kecil, tapi aku baru sempat menuliskan kisahnya sekarang :P.

Posted via email from Nyol's Posterous

0 obrolan:

Posting Komentar

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak ya :D