Path Facebook Instagram Twitter Google+

Nano Technology (Part. 3)

Sebelum bercerita aku mau bilang kalau hapeku rusak :'( huhuhu. Tapi tadi sudah beli penggantinya kok :).

Yang sebelah kanan yang rusak (itu sedang dalam posisi dinyalakan setelah dimatikan tapi gak bisa masuk dan ada pesan eror yang menyatakan Data Abort) sedangkan yang kiri itulah hape bekas yang baru aku beli. Kemarin sampai mana ceritanya? Oh, yang waktu pulang baru nemuin tempatnya itu ya? Baiklah ayo kita lanjutkan ceritanya.

Aku yang berhasil menemukan tempat persembunyian CCCL tentu saja kembali bersemangat dan segera mengajak Muklis untuk masuk kesana. Karena ada orang yang masuk kesana juga sama-sama berkendara motor yang memarkir di halaman Muklis mengikutinya dari belakang, tapi... ada suara dari belakang.

"Masuk ke dalam Mas." seru pak satpam sambil mengacungkan telunjuknya menunjukkan arah tempat parkir yang benar.

Ternyata orang yang kami ikuti tadi adalah kurir yang sedang mengantar sesuatu :lol:. Usai memarkirkan kendaraan, kami berdua menuju ke tempat pameran karena takut ketinggalan. Begitu tiba di pintu masuk ruang pamer aku baru melihat satu orang yang sudah mengisi daftar kehadiran. Tak membuang banyak waktu aku pun segera mengisi daftar kehadiran tersebut lalu disusul oleh Muklis. Karena merasa sudah memenuhi syarat untuk boleh masuk ke ruang pamer aku langsung saja masuk kesana karena saat itu tak ada orang yang memberi tau. Aku dan Muklis tak melihat ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Yang ada hanya poster-poster ukuran A3 berbahas Inggris dan Perancis. Sepertinya pameran belum dimulai, syukurlah. Kami keluar kembali dan melihat-lihat sekeliling ruangan terbuka yang terdapat banyak brosur tersedia di atas meja-meja yang bertebaran di sudut. Ada juga majalah Voila terbaru edisi 27 | Oktober-Desember 2010.

Disana juga terdapat 2 buah banner berdiri yang berisikan jadwal Expo Nano di beberapa kota di Indonesia dan satu lagi yang berisikan agenda kegiatan yang sedang berlangsung di CCCL selama bulan Oktober hingga Desember. Setelah aku membaca ulang jadwal yang ada di banner ternyata pameran baru dimulai jam 18.30 hari ini. Saat kami keluar dari ruang pamer tadi sudah ada seorang petugas yang berjaga di dekat pintu masuk di samping meja yang terdapat daftar kehadiran. Karena mendengar adzan yang telah berkumandang Muklis bertanya pada petugas perempuan itu dimana letak musholla. Setelah mendengar penjelasan dari petugas itu dia mengajak aku untuk mengikutinya. Kami melewati lorong yang ada di sebelah kiri ruang pamer sambil melihat-lihat begitu banyak poster yang tertempel di papan informasi sepanjang tembok. Setiap papan informasi dan ruangan disana diberi plat yang bertuliskan nama papan informasi atau ruangan tersebut dalam bahasa Perancis dan Indonesia. Kami melewati sebuah ruangan yang berjendela kaca dimana terdapat bule perempuan sedang asyik mengerjakan sesuatu di komputernya dan juga beberapa orang kita di dalamnya, kurasa ruangan itu adalah kantor. Setelah melewati ruangan itu ada papan informasi lagi yang berisikan acara-acara dari luar CCCL yang sedang maupun akan berlangsung di Surabaya. Usai melewati lorong itu tibalah kami di kafetaria dengan gaya dan makanan ala Perancis (mungkin, karena aku tak memesan makanannya :P) yang bernama Cirkel. Jika kalian pernah ke Perancis mungkin ketika main ke CCCL dan tak lupa makan di Cirkel bisa sedikit mengobati rasa rindu akan Perancis karena di kafe kecil ini kalian akan mendengar alunan musik dan lagu-lagu berbahasa Perancis.

Begitu melewati Cirkel Muklis belok ke kiri. Di sebelah sini adalah ruang kelas kursus bahasa Perancis, ada 3 kelas kalau tidak salah. Di kelas pertama aku tak menemukan seorang pun lalu di kelas kedua aku melihat seorang guru dan beberapa murid yang sedang beriteraksi dan di kelas ketiga aku melihat hanya ada seorang guru dan seorang murid yang tengah bercakap-cakap. Di sebelah lorong kelas ini merupakan halaman yang cukup luas dan di tengahnya ada panggung kecil plus layar tancap, mungkin ini adalah tempat mereka biasa memutar film seperti pada acara Q Film Festival yang telah berlalu kemarin (aku gak bisa hadir T~T). Ternyata kami tak menemukan musholla tersebut hingga ujung. Kami pun kembali dan bertanya sekali lagi pada pegawai Cirkel. Dieng! ternyata mushollanya tepat di samping kiri kami agak menjorok ke dalam hehehe. Usai sholat aku dan Muklis bersantai sejenak duduk di kursi depan musholla. Aku mendapat SMS dari Arifah yang mengatakan bahwa ada Gigi di kampusnya. Aku pun membalasnya dan bertanya kapan? gratis tidak?. Lalu dia menjawab nanti malam jam 20.00, disini hapeku kembali bermasalah dan mengeluarkan pesan singkat Data Abort. Seperti biasa aku langsung mencopot baterainya lalu menyalakan ulang hapeku. Aku membalas SMS Arifah dan berkata bahwa aku sedang berada di CCCL dia pun bertanya ada apa disana? Dan kubalas lagi ada expo nano. Jenuh hanya melihat tembok samping dapur Cirkel aku mengajak Muklis untuk pindah ke depan kafenya sekalian. Disana ada beberapa orang, ada yang sedang ber main laptop, ada yang sedang makan berasama teman-temannya, ada yang sedang serius menulis sesuatu sambil ditemani secangkir minuman. Muklis langsung duduk namun aku tertarik untuk mengambil salah satu koran yang tersedia di sana. Sebenarnya aku kesini ingin bertemu teman SMA ku Alto karena sudah janjian terlebih dahulu tapi karena hapeku lagi eror dan Muklis pun tak punya pulsa jadinya cuma bisa menunggu deh :). Kami mengamati isi bacaan di koran itu bersama karena memang tak tau arti dari bacaannya, yang aku ambil adalah The Jakarta Post :lol:.

Setelah merasa bahwa sudah waktunya aku mengajak Muklis untuk menuju tempat pameran digelar. Tiba disana kami kembali masuk, namun disana baru ada seorang petugas yang mengatakan bahwa pameran baru dibuka sebentar lagi. Kami kembali keluar dan duduk di kursi yang ada di lorong samping ruang pamer. Kami kembali ngobrol ngalor ngidul dan ketika lewat dua petugas yang membawa minuman dan makanan di depan kami, aku pun mengajak Muklis bangkit dan segera menuju ruang pamer. Aha, ternyata benar. Ruang pamer sudah boleh dimasuki dan kami berdua pun masuk ke dalam. Petugas yang menjelaskan adalah petugas yang tadi masih sendirian saat aku masuk untuk kedua kalinya setelah membaca koran. Beliau menjelaskan sedikit tentang apa itu nano teknologi yang juga sudah ada penjelasannya pada tiap poster yang tertempel di sebagian besar ruang pamer. Berikutnya bermain sambil belajar melalui permainan pengurutan model dan bentuk mahluk hidup juga benda mati. Disusun mulai yang tak terlihat oleh mata hingga begitu jelas di mata. Kunci jawaban permainan ini ada di sisi sebaliknya mainan itu sendiri. Lalu penjelasan kedua adalah contoh material yang terbuat dari nano teknologi berupa raket tenis dan molimot. Beliau menjelaskan bahwa plastik dengan campuran apa gitu aku lupa yang dibuat mengguanakan teknologi nano bisa melebihi kekuatan potongan baja. Aku mencoba memegangnya dan rasanya memang berbeda dan lebih solid. Selanjutnya penjelasan melalui visualisasi video yang di jalankan di DVD dan televisi.

Berikutnya adalah penjelasan yang paling aku sukai karena sejak tadi aku belum mengerti apa perbedaan utama teknologi nano dengan teknologi yang lainnya. Penjelasan kali ini adalah dengan praktek menimbang dua buah manik-manik berbentuk lingkaran dengan berat yang sama namun dengan volume berbeda, yang satu sebesar kacang dan satu lagi sebesar remah-remah roti. Yang sebesar kacang di timbang terlebih dahulu lalu dituangkan ke bejana persegi panjang, lalu yang sebesar remah-remah juga ditimbang dengan berat yang sama dan dituang ke dalam bejana yang lain. Disinilah aku baru menyadari letak perbedaan besar antara nano dan bukan nano! Anggap si kacang bukan nano, bejana yang terisi tak sampai setengah dan masih terdapat celah-celah kecil antara kacang satu dengan yang lain. Lalu anggaplah si remah-remah adalah nano, remah-remah mengisi penuh bejana tanpa ada celah antar remah. Menurut teori, teknologi nano adalah 33 fase pembukaan dari benda-benda yang masih bisa kita lihat dengan mata telanjang.

Selanjutnya penjelasan terakhir adalah visualisasi lagi namun kali ini menggunakan program di laptop. Disana ada beberapa obyek yang masih bisa dilihat dengan mata telanjang manusia, ketika kita memilih obyek tangan maka pandangan kita akan di perbesar untuk melihat ada apakah di tangan itu. Ternyata di tangan itu ada nyamuk, klik lagi. maka kau akan melihat mulut nyamuk tersebut menembus kulit dan menghisap aliran darah yang berada paling atas di bawah lapisan kulit. Klik klik klik klik klik sampai ke dalam inti sel pun masih bisa diperbesar lagi. Berarti nano itu sekecil apaya kira-kira? Sekecil upilnya semut kah? hehehe. Setelah melihat dan mengerti semua penjelasan tadi, aku pun mengajak Muklis untuk pulang karena sudah lelah sekali.

 

Terima kasih buat yang telah membaca coretanku ini ;). Aku beri sedikit bocoran tentang kisah selanjutnya ya.

 

Hari ini kuliah libur karena Bu Lufi ada keperluan tapi karena harus bertemu dengan klienku untuk tugas praktek kerja maka aku dan teman-teman janjian untuk berkumpul di kampus.......... Sebenarnya tak ada niat untuk menjelajah Surabaya hari ini tapi karena rasa penasaran yang teramat kuat petualangan pun dimulai sejak meninggalkan kampus!

Night Adventure - Coming Soon

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Nano Technology (Part. 3)

Nano Technology (Part. 2)

Bingung ya membaca ketidak cocokan judul dan isi pada posting yang lalu? Hehehe :P. Baiklah-baiklah pada posting kali ini lah cerita yang benar-benar membahas nano teknologi akan aku ceritakan :D.

Karena belum ingin pulang dan kebetulan aku ingat ada Expo Nano, pameran tentang nano teknologi yang diselenggarakan oleh CCCL aku pun mengajak Muklis untuk kesana. Karena belum pernah tau dimana letak CCCL yang sebenarnya dan lagi-lagi hanya berbekal tau nama jalannya :lol: tak ayal kami pun mengulang kejadian pada saat mencari kantor klienku tadi. Ketika sukses menyeberangi jembatan yang menghubungkan Ngagel - Dinoyo - Darmo Kali, kami tau kalau arah ke Darmo Kali itu belok kiri dan jika ke kanan adalah arah menuju Dinoyo. Asyik melintas jalanan membuat kami tidak fokus dalam mencari dimanakah letak CCCL? Setelah usai menyusuri jalan itu hingga sampai pada ujungnya aku baru tau kalau ternyata jalan itu berujung di sebuah jalan yang ada di samping monumen perjuangan di depan terminal Joyoboyo. Karena tidak membuahkan hasil kami pun kembali lagi menyusuri jalan itu.

"Benar Darmo Kali?" Muklis bertanya padaku demi meyakinkan dirinya bahwa aku tidak salah.

Akupun menjawabnya, "Iya benar, coba sini aku pinjam hapemu buat lihat lokasinya dimana."

Karena memang aku mendapatkan informasi ini di facebook maka aku meminjam hape si Muklis untuk melihat alamat CCCL di halaman fb mereka. Kami berhenti sejenak daripada nanti terlewatkan lagi karena tidak fokus. Baru saja aku memilih bookmark facebook di Opera Mini lalu yang keluar adalah pesan yang menyatakan koneksi eror :doh:. Memang payah si Muklis, kalau tampang gak menjanjikan setidaknya pulsa harus menjanjikan dong :lol:. Terpaksa kami hanya melamun dan melihat sekeliling saja.

Muklis yang tadi saat kembali melihat tulisan ICDL bertanya lagi padaku, "Bener CCCL? Bukan ICDL?"

Aku yang tadi juga sempat melihat bangunan tingkat dua tempat dimana tulisan ICDL itu di tempel yang terlihat seperti ruko bagiku meyakinkannya lagi, "Bukan ICDL tapi CCCL!" sambil turun dari motor dan melepas helmku.

Apa kalian tau apa yang kutemukan di atas helmku? Kotoran burung! Muklis yang melihat juga kotoran itu malah tertawa kegirangan. Lalu dia berkata bahwa itu adalah rezeki. Rezeki apanya? Kalau yang kayak gini sih namanya sial! Lalu Muklis bercerita bahwa dia juga pernah di beri hadiah seperti aku ini oleh burung yang sedang terbang tepat di jari-jarinya saat dia hormat pada pelaksanaan upacara bendera Hahaha. Aku tidak sadar kalau berhenti di depan rumah bergaya arsitektur zaman Belanda yang artinya sudah ratusan tahun, Muklis lah yang memberitahuku. Di seberang jalan aku melihat dua anak SMA dan seorang bule yang keluar entah darimana.

Lalu aku bertanya pada Muklis, "Apa bule itu salah satu orang yang ada di CCCL ya?"

Muklis menimpali pertanyaanku dengan jawaban asal, "Bule kesasar mungkin."

Dasar Muklis, seharusnya si bule yang bilang begitu pada kami berdua. Pribumi kesasar! Di kota sendiri pula! Hahaha :lol:.

Ternyata si bule menuju ke arah yang berlawanan dengan kami. Aku rasa dia bukanlah bule CCCL karena kami sudah melewati jalan itu dua kali, sekali ke arah Wonokromo dan sekali ke arah Dinoyo. Karena sudah lelah aku mengajak Muklis untuk pulang. Jika kalian kebetulan lewat disini maka lihatlah bangunan-bangunan besarnya, bangunan besar disini kebanyakan bergaya arsitektur Belanda. Walau tersasar aku puas karena menemukan hal baru, bangunan tua dan jalan pintas ke Wonokromo tanpa lewat Darmo.

Christopher Colombus - Kalau saya tidak pernah berani tersasar, kalian tidak pernah menemukan jalan baru.

Begitu hampir sampai di lampu lalu lintas dekat jembatan yang kami lewati tadi aku menemukan CCCL! Ternyata disini kah tempat persembunyianmu? :lol:.

Wah, ternyata kisahnya masih belum kelar nih. Terpaksa dilanjutkan diposting berikutnya deh :P

Sampai jumpa lagi ;).

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Nano Technology (Part. 2)

Nano Technology

Tadi aku kuliah siang dan selesai sampai jam 3. Karena masih belum pernah bertemu secara langsung dengan klien untuk praktek kerjaku maka aku mengajak Muklis untuk ke tempat kerja sang klien yang berada di daerah Keputih. Aku sempat mengirim SMS pada beliau bahwa aku akan kesana sebentar lagi tapi beliau menjawab agar aku kesana besok saja jam 11. Setelah berpikir sejenak aku tetap memutuskan untuk kesana sekalian putar-putar mengabiskan bensin :lol:. Selama perjalanan kami berdua cerita ngalor ngidul hingga sudah hampir sampai di tempat tujuan barulah aku bertanya pada seseorang pemilik warung yang letaknya tak jauh dari Jl. Teknik Sipil. Orang tersebut menunjukkan arah tempat tujuanku yang ternyata sudah dekat sekali tinggak beberapa meter saja. Untung aku bertanya pada tempat yang tepat, seandainya tadi bertanya di tempat yang agak jauh lagi kan sayang kalau harus kembali. Begitu masuk ke gang yang ditunjukkan orang tadi aku kembali kebingungan. Gang berapa ya? Gang 1 atau 1A :doh: karena lupa gangnya kami pun jalan terus untuk mencari nomornya.

"Nomor 22, nah itu dia!" pekikku kegirangan saat menemukan rumah bernomor 22.

Hm, rasanya ini bukan kantor deh dan bukan juga kos-kosan (kantor klienku adalah kos-kosan yang disulap menjadi kantor, begitulah katanya). Aku berkata pada Muklis bahwa sepertinya bukan itu deh tempat yang aku cari. Sambil berhenti sejenak aku kembali mengingat-ingat.

Sambil melihat orang-orang yang berlalu lintas di gang itu aku berkata "Coba deh masuk ke gang 1A yang itu." telunjukku menunjuk gang kecil yang baru saja dilintasi 2 motor, yang satu keluar dan yang satu masuk.

Setelah masuk ke dalam gang dan mendapatkan nomor 22 yang kami cari barulah aku sedikit yakin. Kalau 22 yang ini memang pantas di sebut kos-kosan. Aku kembali bingung untuk bertanya pada orang atau tidak, karena jika aku bertanya aku mau tanya apa? Hehe. Aku bertemu dengan klienku ini hanya lewat Facebook dan nama di fbnya pun bukan nama sebenarnya :doh:. Karena aku sudah yakin bahwa memang benar itulah tempat aku cari maka akupun mengajak Muklis untuk pulang. Karena rasa penasaran si Muklis yang selalu berlebihan kami tidak keluar lewat jalan dimana kami masuk rapi lewat gang kecil lainnya yang ada di depan. Begitu keluar dari gang itu maka kami kembali berada di jalan Arif Rahman Hakim :).

Cerita ini belum berakhir hanya sampai disini, tunggu kelanjutannya ya ;).

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Nano Technology

Worker

Kisah yang terakhir belum tuntas ya? Jeda dulu ya :) habis dari kemarin koneksi internetku payah sih. Aku mau sedikit berbagi kisah yang lain dulu, kisah tentang para pekerja.

Tikus zaman sekarang mana ada sih yang takut sama kucing? Kebanyakan nonton Tom & Jerry kali ya mereka :lol:. Baiklah mari bersama kita kembali ke topik utama. Semua orang di dunia ini pasti membutuhkan uang tak peduli itu orang muda ataupun tua, orang kaya ataupun miskin, penjahat ataupun penjahit hihihi :D. Mengingat masa perkuliahanku sudah tak lebih dari setahun lagi aku mulai resah memikirkan pekerjaan apa yang ingin aku kerjakan untuk memenuhi kebutuhanku sendiri. Kadang aku juga ingin segera bekerja saat melihat temanku yang punya banyak uang hasil jerih payahnya sendiri. Bulan-bulan terakhirku di bangku kuliah ini ingin aku isi dengan hal yang bermanfaat bagi orang lain :).

Aku mulai mengikuti beberapa ajang pertemuan komunitas yang punya hobi dan kesukaan yang sama denganku karena seseorang itu akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan teliti jika dia bisa menikmati apa yang dia inginkan. Yang mulai benar-benar aku tekuni adalah Opera Campus Crew. Selain ini adalah program yang diselenggarakan oleh pihak luar negeri program ini juga bisa mengembangkan minatku dalam dunia tulis menulis liputan (English) dan juga meningkatkan rasa percaya diriku untuk dapat berhadapan di depan orang-orang baru dan yang terpenting adalah pengakuan dari mereka yang bisa dibilang bertaraf internasional.

Inilah mimpi jangka pendekku untuk menghabiskan masa kuliahku sebelum benar-benar terjun ke dunia para pekerja.

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Worker

Fortuneless Day (Part. 2)

Kalau Dumbledore punya pensieve buat menyimpan ingatannya maka aku punya blog untuk menyimpan ingatanku :).

 

Meski sudah tersandung-sandung demi menginjakkan kaki di Grand City, kami tetap melanjutkan perjalanan yang tidak mudah ini. Karena diantara kami Eka yang sudah pernah kesana maka kami meyuruhnya mengisi posisi pertama yang disusul dengan Edo lalu Muklis dan aku. Sesampainya disana kami tak tahu mau berbuat apa ehehe :lol:. Sempat berkeliling-keliling sebentar lalu Edo sang bos besar mengajak untuk mencari tempat makan. Mengapa kami menjuluki Edo sebagai bos besar? Karena disetiap dia yang mengajak entah itu makan, nonton bioskop, atau hanya sekedar minum teh di warung dekat kampus, maka kami tak perlu cemas isi dompet akan keluar berhamburan :D. Setelah menemukan posisi yang enak untuk makan Edo pun memesan makanan di salah satu gerai di foodcourts. Muklis yang biasa berkomentar tentang orang sekitar baru saja menemukan sasarannya. Dia memberitahu aku untuk melihat orang yang ada disana. Setelah aku menemukan target yang dimaksud dia kembali berkata "Perhatikan kepalanya!" sambil mengecilkan volume perkataan karena takut ketahuan sang target.

Targetnya adalah pria cina paruh baya berkepala botak di bagian atas ala profesor, berkaca mata dobel, yang hitam dibiarkan terbuka ke atas dan putih. Apa gerangan yang membuatnya bisa menjadi target sasaran si Muklis? Setelah mengikuti instruksi untuk melihat kepalanya, aku jadi tertawa terpingkal-pingkal kawan! Kepala orang itu tak berhenti bergerak layaknya ayam yang terkena penyakit tetelo (kalau orang Jawa biasa menyebutnya teloen, kalau istilah yang lebih keren lagi sebutannya New Castle disease (ND)). Edo yang baru bergabung dan Eka keheranan lalu bertanya pada kami berdua mengenai apa yang kami tertawakan? Muklis mengulang kembali instruksi yang baru saja aku terima kepada Edo dan Eka. Tidak lama kemudian kami berempat pun tertawa terpingkal-pingkal :lol:. Sambil menunggu pesanan, kami kembali berbincang tentang kecelakaan lalu lintas yang baru saja Eka alami. Begitu lama kami menunggu pesanan yang tak kunjung datang lalu aku bertanya pada Edo kapan pesanannya datang? Edo dengan enteng menjawab kalau dia belum memesan. Kurang ajar! Dia berdalih menunya tidak menarik dan kami bertiga hanya bisa manggut-manggut.

Kami memutuskan untuk berkeliling lagi sambil mencari tempat makan yang enak. Ketika melihat papan yang menunjukkan arah menuju bioskop XXI Edo kembali bersemangat mengajak kami untuk nonton film. Selesai memutuskan dan membeli karcis untuk film Eat Pray Love kembali kami mencari tempat untuk makan sebelum film dimulai. Saat berjalan aku menemukan karcis Jatim Fair, entah sengaja di tinggal sang pemilik atau lupa memasukkan ke kantong. Karena itu merupakan kumpulan karcis dan ada banyak tulisan gratis di setiap karcis yang bisa ditukar, Edo menyuruh aku dan Muklis untuk menukarkan karcis tersebut di tiap gerai yang menerima penukaran. Setibanya di tempat pameran aku dan Muklis menunjukkan karcis pada petugas sebelum diperbolehkan masuk ke tempat pameran. Para petugas sempat kebingungan karena karcis baris pertama sudah tersobek tapi di tangan kami tak ada stempel yang menunjukkan bahwa kami sudah pernah masuk ke pameran. Karcis kami beda warna dan tangan tak berstempel! Salah seorang petugas bertanya kami beli karcis dimana? Aku jawab saja bahwa kami beli di bawah (karena memang area pamer mulai dari halaman Grand City yang luas sampai lantai 3 ini). Lalu petugas kembali bertanya tentang potongan karcis dan stempel, dan aku tetap saja ngeyel kalau kami beli di bawah dan tangan kami tak di stempel petugas. Petugas yang sudah kehabisan akal hanya mengizinkan kami masuk dan memberi kami stempel di tangan sebagai tanda pernah masuk pameran.

Penasaran dengan kisah selanjutnya? Tungguin ya ;)

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Fortuneless Day (Part. 2)

Fortuneless Day

Hari ini seperti biasa aku masih saja terlambat masuk kelas hehehe (dari zaman SD sampai kuliah gak pernah berubah :P). Sekarang hari apa sih? Tumben nih lift gak mau turun, jadi naik tangga deh. Begitu tiba di atas ternyata anak-anak baru sedang mainan lift. Kurang ajar! Melihat pak Adi masih berbincang dengan anak baru aku langsung saja menyelinap masuk ke dalam kelas hihihi :D. Baru saja aku ngobrol dengan teman-teman pak Adi masuk dan mengajak kami pindah kelas. Suasana kelas masih seperti biasa dengan aku yang selalu menjadi pembuat onar ramai sendiri sampai tak terasa kuliah pun selesai. Sebetulnya hari ini tak ada rencana untuk jalan-jalan tapi karena ada yang mau kami kerjakan untuk tugas praktek yang diharuskan bekerja sama dengan suatu instansi di luar kampus maka kami memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan salah satu instansi di Grand City (Mal baru di Surabaya).

Baru saja keluar dari parkir dan menuju jalan raya tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu keras! Braaak. Begitu tahu apa yang terjadi aku benar-benar kaget. Innalillahi. Aku melihat Eka terjatuh dari motor dan ada seorang lagi lelaki yang juga terjatuh. Aku yang sedang di bonceng oleh Muklis lalu Edo yang naik motor sendirian langsung menuju kesana bersama beberapa orang yang berada di sekitar situ. Menurut saksi mata Eka memutar balik perlahan dan laki-laki itu sedang ngebut karena mengejar lampu yang sudah merah lalu menabrak motor Eka hingga motornya sendiri meloncat. Setelah berunding sejenak akhirnya Eka dan laki-laki itu berdamai karena memang keduanya sama-sama salah. Kami yang khawatir pun bertanya pada Eka tentang keadaannya. Dia menjawab tak apa lalu kami pun meneruskan perjalanan kami menuju Grand City. Belum jauh kami memacu kendaraan tiba-tiba Muklis dan aku dihadang oleh pak polisi. Aku kira masalah kecelakaan tadi ternyata masalah spion.

"Opo iki!" kata pak polisi sambil menggoyangkan sebuah benda berbentuk tangan yang menggantikan posisi spion motor Muklis. Setelah meminta STNK dan SIM kami dibawa ke pos polisi di seberang jalan (perempatan Kertajaya - Dharmawangsa). Setelah berunding dengan sang polisi akhirnya kami harus merelakan uang kami sebesar 50000 rupiah untuk dirinya. "Gak oleh kurang ta pak?" tanya si Muklis sambil memelas-melaskan wajahnya. Hahaha dalam hati aku tertawa, emang beli kancut di pasar sore apa bisa di tawar? :lol: Polisi yang satu menyahut "Koen iku kakean melanggar, tekan omah adus kembang.". Akhirnya dapatlah kami kembalian 10000 hehehe. Setelah keluar dari pos aku bertanya pada Muklis, apa dia kenal dengan polisi yang satunya tadi? Dia berkata sepertinya iya, karena kemarin aku juga baru saja kena di Rolak. Astaga, dasar pelanggar aturan nomor satu! Hari ini benar-benar sial dan cerita masih akan berlanjut di posting berikutnya. Tunggu ya :).

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Fortuneless Day

Hospital

Kawan, kali ini aku ingin bercerita tentang rumah sakit. Ada yang tidak pernah sakit? Alhamdulillah :). Bersyukurlah kalian yang jarang terkena penyakit.

Sejak kemarin sore aku sudah menerima SMS dari teman-teman SD yang mengajakku untuk ikut menjenguk salah satu teman yang sakit. Temanku ini bukan sakit karena penyakit, melainkan karena kecelakaan. Sejak beredarnya kompor gas beserta gas dari pemerintah, sudah tak terhitung berapa banyak konsumen yang menjadi korban dan hal itu juga menimpa teman yang aku jenguk tadi. Ketika lewat di depan gedung Grahadi ada begitu banyak orang dan macet sekali. Ternyata ada pawai hari jadi propinsi Jawa Timur. Satelah berhasil melalui Grahadi perjalanan menuju rumah sakit pun kembali lancar. Setibanya disana kami langsung menuju ke lantai 3 ruang tempat teman kami dirawat. Jam menjenguk sebenarnya sudah habis tapi kami tetap saja memaksa karena sudah terlanjur tiba disini. Setelah teman-teman yang sudah masuk terlebih dahulu telah kembali (penjenguk tidak boleh lebih dari 2 orang, jadi kami masuk bergiliran) tibalah giliranku masuk bersama Erisa. Kawan, ketika aku sudah berada di dalam sungguh tak tega aku melihat teman SDku ini. Kedua tangan dan kaki juga wajahnya terbungkus perban. Aku tak bisa berkata apa-apa, untungnya Erisa masih menyempatkan ngobrol sedikit-sedikit sebelum kami berpamitan dan mendoakannya semoga lekas sembuh. Setelah semua teman sudah mendapat giliran menjenguk kami pun pulang ke rumah. Ini adalah pertama kalinya aku kembali menginjakkan kakiku di rumah sakit Dr. Soetomo setelah aku sembuh dari patah tulang kaki pada kelas 2 SMP dulu. Sekali lagi bersyukurlah kalian yang jarang sakit maupun terkena musibah.

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Hospital

International Electrical Engineering Expo 2010

Sudah berapa hari nih nggak bikin posting hehe. Kuliah mulai membuatku jarang menulis nih sekarang, selama ada waktu luang aku berusaha menyempatkan untuk menulis deh :yes:.

Sambil mendesain tugas web development berbagi sedikit cerita juga tak apa (deadlinenya baru besok :lol:). Karena bingung mau diisi apa web yang telah jadi separuh bagian ini sejak kemarin-kemarin aku tak juga merampungkannya. Tadi siang aku lihat-lihat lomba robot antar SMA di International Electrical Engineering Expo 2010. Wuah, benar-benar pintar anak SMA zaman sekarang. Kalau aku dulu SMA ngapain aja ya kok nggak bisa apa-apa sampai sekarang hihihi. Jadi begini ceritanya, robot yang diadu adalah robot Line Tracer (seingatku itu namanya :P) dengan sistem penilaian siapa yang bisa sampai garis finish dalam waktu yang ditentukan akan maju ke babak selanjutnya. Menarik sekali melihat robot buatan para peserta yang terseok-seok berputar-putar kehilangan arah garis yang menjadi sensor gerak mereka. Ada yang lancar sekali di jalur lurus bebas hambatan lalu ketika memasuki percabangan mulai kehilangan arah bahkan ada yang sejak awal sudah tak berkutik melewati lintasan lurus :doh: sebaiknya sebelum memulai pertandingan di periksa dahulu apa sudah beres semua dan bisa digunakan atau paling tidak membawa robot cadangan sebagai alternatif jika ada kesalahan teknis yang tak terduga. Yang lucu dari barang bawaan para peserta adalah kotak sepatu! Pertama melihat aku tak mengerti mengapa banyak sekali kotak sepatu yang dibawa? Setelah melihat salah seorang membuka isi kotak tersebut ternyata bukan sepatu yang ada di dalamnya, melainkan robot yang akan mereka gunakan! :headbang: Sebenarnya tujuanku kesana tadi sekalian ingin bertemu temanku tapi karena tak memiliki nomor hapenya dan hanya janjian lewat facebook akhirnya nggak ketemu deh :cry:. Bagi yang mau melihat karya adik-adik kita yang berbakat buruan kesana gih mumpung besok masih ada dan terakhir :). 

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - International Electrical Engineering Expo 2010

Community

Tugas masih menumpuk satu tapi males banget ngerjainnya :P.

Akhir-akhir ini aku sering mengikuti beberapa acara yang ada di sekitar Surabaya selama aku tidak berhalangan. Tadi siang aku ikutan gathering Surabaya Book Club di The Library Gramedia Expo.

Ini adalah pertemuan yang baru di adakan pertama kali oleh SBC. Menurut sang pendiri, SBC baru terbentuk sejak bulan Agustus kemarin. SBC sendiri dibentuk dengan tujuan untuk menjalin pertemanan antar sesama pecinta buku di Surabaya. Agenda acaranya tadi adalah perkenalan tentang SBC dan juga antar sesama anggota serta pembahasan tentang buku 'Penjelajah Oksigen' (pengarangnya juga datang lho) yang telah menjadi kesepakatan untuk di bedah bersama (aku nggak ikutan polling karena nemu acara ini aja juga nggak sengaja :lol:). Sambil ditemani segelas es teh, mbak Ossi menjelaskan lagi tentang tema yang akan di bahas untuk pertemuan kedua nanti sekitar dua bulan ke depan. Buku yang akan dibahas antara lain adalah Freakonomics (non fiksi impor) terus apalagi ya lupa aku hehe :P. Seusai acara aku mencari buku sekalian, mumpung ada di gramedia :happy:. Ketika sedang asyik mencari-cari buku tiba-tiba ada seorang gadis cantik menghampiriku :smurf:. Dia adalah salah satu kru Greenpeace yang sedang bertugas disana. Dia menjelaskan panjang lebar tentang apa itu greenpeace, tentang kegiatan mereka, tentang perusakan hutan di Indonesia dan cara penanganan masalah yang dilakukan oleh greenpeace. Hingga pada akhir penjelasan dia menawarkan padaku untuk menjadi supporter greenpeace dengan memberi sedikit sumbangan lewat rekening bank, karena aku tak punya rekening bank maka akhirnya aku pun tak jadi menyumbang :doh: sepertinya aku harus mulai menabung di bank deh. 

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Community

First Time (Part. 2)

Hari ini adalah hari pertama semester tiga dimulai dan ternyata kebiasaan lamaku tak mudah untuk diubah. Hari ini aku masih saja terlambat masuk kelas seperti biasa dan tak tanggung-tanggung aku terlambat 50 menit, 10 menit sebelum terlambat satu jam :lol:. Lanjutin kisah kemarin ya. Setelah acara bersama YDSF telah selesai dengan diakhiri saling bersalam-salaman aku pun menuju ke tempat dilaksanakannya acara selanjutnya yang sudah aku rencanakan untuk hadir. Sebelum mengikuti acara kedua yang ada di Ballroom Hotel Sheraton perutku lagi-lagi tak mau kompromi. Aku yang semula sudah tinggal selangkah saja akan memasuki tempat berlangsungnya acara pun sedikit membanting kemudi untuk mencari toilet (lagi) :doh:. Begitu menemukan toilet terdekat di TP (Kebetulan Sheraton dan TP tetangga) hatiku langsung bahagia bagai menemukan sekarung harta :queen: hehehe. Toilet di TP4 ini begitu indah dengan cermin di seluruh penjuru ruangan. Begitu aku sudah berada di dalam wc aku merasa sedikit ada yang aneh :confuse:. Ada pispot tempat buang air tapi dimana Shower air yang biasa digunakan untuk bilas setelah selesai? Aku berpindah ke wc sebelahnya lalu ke sebelahnya lagi tapi aku tetap tak menemukan benda itu. Lalu aku keluar dan bertanya pada penjaga toilet tentang masalahku dan penjaga itu berkata bahwa toilet dari lantai satu sampai lima semuanya menggunakan tisu! Yap.. selanutnya kalian tau sendiri kan hal pertama kali apa yang aku kerjakan pada hari itu. Selesai bermain-main dengan tisu aku tak mengurungkan niatku untuk mengikuti acara pameran pendidikan pendidikan Jepang di Sheraton (aku juga baru pertama kali masuk otel ini). Saat kaki sudah mulai lelah melangkah, aku pun segera menuju pintu keluar untuk segera pulang ke rumah. Sebelum posting ini aku tutup aku mau menunjukkan foto ini dulu  :happy:.

Akhirnya tadi siang sepulang kuliah aku mendapatkan surat yang sudah aku tunggu-tunggu dari bulan lalu!

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - First Time (Part. 2)

First Time

Hari ini adalah hari yang melelahkan untukku. Tema posting kali ini
adalah pertama kali, karena hari ini banyak hal baru yang aku lakukan
untuk pertama kalinya.
Ada dua acara yang aku ikuti mulai pagi hingga siang ini. Pagi hari
aku menghadiri acara halal bi halal bersama YDSF di Ballroom WTC
Surabaya. Ini adalah pertama kalinya aku menghadiri acara YDSF dan
pertama kali juga aku masuk Ballroom itu. Sebelum berangkat perutku
sudah terasa sakit dan aku juga sudah buang air. Tapi begitu tiba di
WTC perutku sakit lagi :zip:. Daripada nanti di tengah acara aku tidak
tahan maka lebih baik sekarang juga aku mencari toilet. Kawan, jika
kalian tak terbiasa jika bukan di rumah sendiri maka aku sarankan
buang jauh-jauh rasa manja itu sebab kalau tidak kalian akan tersiksa
sendiri. Saat aku memasuki ruangan acara sudah dimulai. Pembicara yang
mereka hadirkan adalah K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, pimpinan podok
modern darussalam gontor.Beliau berkisah banyak tentang model
pendidikan di gontor dengan disisipkan sedikit guyonan. Pada sesi
tanya jawab ada yang bertanya bagaimana cara mendidik murid yang baik,
beliau menjawab kalau ingin semua yang diajarkan berguna untuk
murid-murid tersebut maka jangan lupa doakan mereka. Satu pesan yang
paling kuingat adalah pendidikan bukan hanya belajar teori melainkan
melaksanakannya dalam semua kegiatan :smurf:. Ngantuk nih kawan, besok
janji aku lanjutin deh dan jangan lupa baca ya karena lanjutannya
lebih seru lho.

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - First Time

Agenda

Wah kemarin gak bikin coretan baru nih, hm.. ya sudahlah. Aku punya
kabar baik nih kawan, postingku yang kemarin berjudul 'Freedom of
Sharing' di tempel di dinding FreSh Surabaya lho :hat:. Baru pertama
nih postingku di tampilkan di facebook orang lain :cat: biasanya kan
cuma aku sendiri yang tempel di dindingku hehe.
Semester tiga sudah akan dimulai Senin depan nih, :doh: semoga
semester ini bisa berjalan lancar dan lebih baik dari sebelumnya,
Amin. Jika pada dua semester lalu kegiatan kuliah hanya di seputar
wilayah kampus saja, kali ini ada sedikit tambahan yaitu sejenis
praktek kerja lapangan yang wajib dikerjakan sebagai syarat kelulusan
pada semester ini. Dalam melaksanakan kegiatan ini akan di bentuk tim
yang terdiri atas dua orang mahasiswa/mahasiswi yang nantinya akan
menawarkan pembuatan program yang bekerja sama dengan sebuah instansi
dari luar kampus. Sampai saat ini aku belum mencari instansi apa yang
akan aku dan temanku nanti kerjakan karena terlalu bingung :lol:.
Baiklah, sampai disini dulu ya posting kali ini. Selamat berakhir
pekan kawan. :jester::hat:

Posted via email from Nyol's Posterous

Baca Selengkapnya - Agenda