Path Facebook Instagram Twitter Google+

Nano Technology

Tadi aku kuliah siang dan selesai sampai jam 3. Karena masih belum pernah bertemu secara langsung dengan klien untuk praktek kerjaku maka aku mengajak Muklis untuk ke tempat kerja sang klien yang berada di daerah Keputih. Aku sempat mengirim SMS pada beliau bahwa aku akan kesana sebentar lagi tapi beliau menjawab agar aku kesana besok saja jam 11. Setelah berpikir sejenak aku tetap memutuskan untuk kesana sekalian putar-putar mengabiskan bensin :lol:. Selama perjalanan kami berdua cerita ngalor ngidul hingga sudah hampir sampai di tempat tujuan barulah aku bertanya pada seseorang pemilik warung yang letaknya tak jauh dari Jl. Teknik Sipil. Orang tersebut menunjukkan arah tempat tujuanku yang ternyata sudah dekat sekali tinggak beberapa meter saja. Untung aku bertanya pada tempat yang tepat, seandainya tadi bertanya di tempat yang agak jauh lagi kan sayang kalau harus kembali. Begitu masuk ke gang yang ditunjukkan orang tadi aku kembali kebingungan. Gang berapa ya? Gang 1 atau 1A :doh: karena lupa gangnya kami pun jalan terus untuk mencari nomornya.

"Nomor 22, nah itu dia!" pekikku kegirangan saat menemukan rumah bernomor 22.

Hm, rasanya ini bukan kantor deh dan bukan juga kos-kosan (kantor klienku adalah kos-kosan yang disulap menjadi kantor, begitulah katanya). Aku berkata pada Muklis bahwa sepertinya bukan itu deh tempat yang aku cari. Sambil berhenti sejenak aku kembali mengingat-ingat.

Sambil melihat orang-orang yang berlalu lintas di gang itu aku berkata "Coba deh masuk ke gang 1A yang itu." telunjukku menunjuk gang kecil yang baru saja dilintasi 2 motor, yang satu keluar dan yang satu masuk.

Setelah masuk ke dalam gang dan mendapatkan nomor 22 yang kami cari barulah aku sedikit yakin. Kalau 22 yang ini memang pantas di sebut kos-kosan. Aku kembali bingung untuk bertanya pada orang atau tidak, karena jika aku bertanya aku mau tanya apa? Hehe. Aku bertemu dengan klienku ini hanya lewat Facebook dan nama di fbnya pun bukan nama sebenarnya :doh:. Karena aku sudah yakin bahwa memang benar itulah tempat aku cari maka akupun mengajak Muklis untuk pulang. Karena rasa penasaran si Muklis yang selalu berlebihan kami tidak keluar lewat jalan dimana kami masuk rapi lewat gang kecil lainnya yang ada di depan. Begitu keluar dari gang itu maka kami kembali berada di jalan Arif Rahman Hakim :).

Cerita ini belum berakhir hanya sampai disini, tunggu kelanjutannya ya ;).

Posted via email from Nyol's Posterous

0 obrolan:

Posting Komentar

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak ya :D