Path Facebook Instagram Twitter Google+

Fortuneless Day

Hari ini seperti biasa aku masih saja terlambat masuk kelas hehehe (dari zaman SD sampai kuliah gak pernah berubah :P). Sekarang hari apa sih? Tumben nih lift gak mau turun, jadi naik tangga deh. Begitu tiba di atas ternyata anak-anak baru sedang mainan lift. Kurang ajar! Melihat pak Adi masih berbincang dengan anak baru aku langsung saja menyelinap masuk ke dalam kelas hihihi :D. Baru saja aku ngobrol dengan teman-teman pak Adi masuk dan mengajak kami pindah kelas. Suasana kelas masih seperti biasa dengan aku yang selalu menjadi pembuat onar ramai sendiri sampai tak terasa kuliah pun selesai. Sebetulnya hari ini tak ada rencana untuk jalan-jalan tapi karena ada yang mau kami kerjakan untuk tugas praktek yang diharuskan bekerja sama dengan suatu instansi di luar kampus maka kami memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan salah satu instansi di Grand City (Mal baru di Surabaya).

Baru saja keluar dari parkir dan menuju jalan raya tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu keras! Braaak. Begitu tahu apa yang terjadi aku benar-benar kaget. Innalillahi. Aku melihat Eka terjatuh dari motor dan ada seorang lagi lelaki yang juga terjatuh. Aku yang sedang di bonceng oleh Muklis lalu Edo yang naik motor sendirian langsung menuju kesana bersama beberapa orang yang berada di sekitar situ. Menurut saksi mata Eka memutar balik perlahan dan laki-laki itu sedang ngebut karena mengejar lampu yang sudah merah lalu menabrak motor Eka hingga motornya sendiri meloncat. Setelah berunding sejenak akhirnya Eka dan laki-laki itu berdamai karena memang keduanya sama-sama salah. Kami yang khawatir pun bertanya pada Eka tentang keadaannya. Dia menjawab tak apa lalu kami pun meneruskan perjalanan kami menuju Grand City. Belum jauh kami memacu kendaraan tiba-tiba Muklis dan aku dihadang oleh pak polisi. Aku kira masalah kecelakaan tadi ternyata masalah spion.

"Opo iki!" kata pak polisi sambil menggoyangkan sebuah benda berbentuk tangan yang menggantikan posisi spion motor Muklis. Setelah meminta STNK dan SIM kami dibawa ke pos polisi di seberang jalan (perempatan Kertajaya - Dharmawangsa). Setelah berunding dengan sang polisi akhirnya kami harus merelakan uang kami sebesar 50000 rupiah untuk dirinya. "Gak oleh kurang ta pak?" tanya si Muklis sambil memelas-melaskan wajahnya. Hahaha dalam hati aku tertawa, emang beli kancut di pasar sore apa bisa di tawar? :lol: Polisi yang satu menyahut "Koen iku kakean melanggar, tekan omah adus kembang.". Akhirnya dapatlah kami kembalian 10000 hehehe. Setelah keluar dari pos aku bertanya pada Muklis, apa dia kenal dengan polisi yang satunya tadi? Dia berkata sepertinya iya, karena kemarin aku juga baru saja kena di Rolak. Astaga, dasar pelanggar aturan nomor satu! Hari ini benar-benar sial dan cerita masih akan berlanjut di posting berikutnya. Tunggu ya :).

Posted via email from Nyol's Posterous

4 obrolan:

jiyuu mengatakan...

waaah...temenmu Eka gak papa beneran tuh? Motornya mpe loncat gimana, Nyol? O.o

weleehh...si omPol mah baru tengah bulan udah minta sangu...ckck*

fullowaferstik mengatakan...

Yang loncat itu motor si penabrak. lampu motor belakangnya aja sampai pecah berserakan di jalan!!!

iya tuh T~T huhuhuhu
mana tadi pake uangku dulu huuuuaaaaaaaaa

jiyuu mengatakan...

oooh....tapi parah banget ya mpe loncat :O

huahahahaaa...malang nian nasibmu, mesti kasih makan dompet si omPol~ XD

fullowaferstik mengatakan...

iya
tapi untungnya temenku gapapa :)

sudah di ganti kok sekarang ~('o'~)(~'o')~
hohohohho

Posting Komentar

Habis baca jangan lupa tinggalin jejak ya :D